Insan Misterius
By: Eko Wijaya (A.S.F)
Wahai Engkau Insan Misterius
Kehadiranmu Ancaman Bagiku
Ketiadaanmu Awal Kehancuranku
Bahkan Karenamu...
Aku Lupa Bagaimana Cara Untuk Tidur
Rinduku....
Sedihku....
Lelahku....
Sepiku....
Semua Berlabuh Padamu...
Wahai Engkau Insan Misterius....
Engkau Datang Dengan Secercah Khayalan
Kemudian Pergi Dan Menghindar Tanpa Alasan..
Kau Yang Egois Dengan Sikapmu???
Atau Aku Yang Terlalu Naif Dengan Interpretasi Bodohko???
Entahlah....!!!
Kebaikan Yang Kau Tunjukan
Kenyamanan Yang Kau Berikan
Dan Kisah Yang Kau Ceritakan
Mungkin Aku Salah Mengartikan Semuanya
Karena Fantasiku Yang Begitu Tinggi Untuk Memenangkan Ku
(A.S.F)
analisis novel dan children's book review
Rabu, 06 November 2019
Selasa, 20 Desember 2016
Analisis Novel Dia adalah Dilanku 1990
DILAN
Dia adalah Dilanku 1990
Identitas buku
Judul
: Dia Adalah Dilanku
Tahun 1990
Penulis
: Pidi Baiq
Penerbit
: Pastel Books
Genre
: Romance
Tahun terbit
: 2014
Jumlah halaman : 348
halaman
Harga
: Rp. 59.000,00
Analisa novel
Novel Dia Dilanku 1990
Novel
ini bercerita tentang perjalanan kisah cinta Milea dan Dilan. . Miela adalah siswi baru, pindahan
dari jakarta, ia ikut ke Bandung karena ayahnya yang berprofesi sebagai TNI itu
ditugaskan di Bandung. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Dilan.
Novel
ini juga memiliki banyak tokoh dengan karekter yang berbeda-beda. Tokoh
utamanya adalah Milea dan Dilan. Milea adalah cewek cantik dan juga teman sekolah Dilan yang
akhirnya menjadi pacarnya Dilan. Kemudian Dilan.
Dilan adalah sosok cowok yang sangat beda dengan cowok cowok lainnya. Dilan
adalah sosok cowok remaja kelas dua SMA yang memiliki karakter diri yang
otentik. Kita akan menemukan sososk Ali Topan saat mengetahui Dilan adalah
anggota geng motor, menjadi salah satu “jagoan” sekolah, tapi otaknya cerdas.
Ia
selalu juara satu dalam kelasnya, rebel namun cerdas, memiliki jiwa
revolusioner. Dia juga orang yang humoris, dan juga iseng. Contohnya pada saat
ia pertama kali bertemu dengan Milea
D : Selamat pagi
M : Pagi
D : Kamu Milea ya??
M : Eh, Iya
D : Boleh gak aku ramal ??
M : Ramal ??
D : Iya. Nanti kita akan bertemu di
kantin
Dan juga satu lagi kata katanya saat ia
bertemu dengan Milea di sekolah
D : Milea, kamu cantik
M : makasih
D : Tapi aku belum mencintaimu. Enggak
tahu kalau nanti sore. Tunggu aja.
Itu adalah cara dilan untuk mencuri hatinya Milea. Cara yang tidak
lazim, namun memiliki kesan tersendiri oleh Milea.
Dilan
adalah penikmat karya-karya sastra, koran Tempo dan pengagum tokoh-tokoh
revolusioner. Ia orang yang unik, ia memiliki gaya romantisnya tersendiri.
Dilan Pernah mengirimkan surat kepada Milea yang berisi undangan untuk hadir
kesekolah setiap hari.
Di
hari ulang tahun Milea, Dilan telat memberi ucapan selamat, namun kado darinya
adalah yang paling Milea senangi yaitu buku TTS bercover model China yang semua
TTS-nya telah diisi oleh Dilan. Dalam hadiah tersebut ada tulisan yang berbunyi
“Aku sayang kamu. Aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya.
Itu
adalah cara Dilan menunjukkan cintanya kepada Milea, sangat mengejutkan.
Mengejutkan dan membuat heran, tapi selalu berhasil membuat Miela tersipu. Aksi
Dilan dalam menitipkan cokelat pada pedang-pedagang yang melewati rumah Miela
juga selalu membuat Miela merasa diistimewakan. Dilan sangat ahli dalam
mengatur suasana supaya lebih baik. Dilan sangat membela Miela. Saat seorang
kawan Dilan yang sama-sama merupakan anggota geng motor menampar Milea, langsung
saja Dilan berkelahi dengan kawannya itu.
Ada
juga tokoh tokoh lainnya yaitu ada Nandan
si anak basket, ia juga keren dan baik pada Milea. Kemudian Anhar.
Ia adalahi ketua geng motor, Kang Adi mahasiswa ITB yang merupakan
guru privatnya Milea iya juga menyukai Milea, dan Beni, yaitu pacarnya yang bersekolah di jakarta. Beni adalah orang
yang sangat setia namun ia sangat kasar dan egois.
Dalam novel ini sudut pandang yang digunakan Milea(si penulis) adalah
pelaku utama atau tokoh utama.
Cerita ini berlatar pada tahun
1990 an. Semuanya masih sangat sederhana, remaja tahun 1990 sangat senang
beraktivitas dengan jalan-jalan berkeliling kota.
Dalam
novel ini latar tempat yang lebih di perlihatkan hanyalah bertempatkan di
sekolah, warung bu Eem (tempat nongkrong Dilan dan gang motornya, rumah Milea
dan rumah Dilan. Sebenarnya bukan itu saja, ada beberapa nama nama jalan di
bandung pada waktu itu seperti Bumi, Mars, Pluto, dan planet planet lainnya,
namun semua itu tidak di gambarkan secara detail.
Konflik
dalam novel ini mulai terlihat saat Milea di taksir oleh banyak cowok karena
kecantikannya, seperti Kang Adi yang merupakan guru privatnya Milea. Dan
konflik dalam cerita ini juga dimulai karena Dilan adalah anak gang motor jadi banyak permasalahan
yang menghampiri dilan dan anggota gangnya yang lain. Hingga suatu hari sekolah
Dilan di serang oleh gang motor dari sekolah lainnya. Dan konflik ini Juga
berawal dari kehadiran Beni, yang merupakan pacar Milea yang berada di Jakarta,
ia menyusul Milea ke Bandung.
Novel
ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun sangat berkesan. Susunan
kalimatnya berputar putar, namun mengandung unsur filosofis dalam kesederhanaan
diksinya.
Dalam
novel ini setidaknya ada tiga hal yang sangat kita rindukan. Yang pertama novel
ini akan mengingatkan kita pada masa masa SMA. Kita di hadapkan pada suasana
persekolahan seperti situasi saat jam istirahat, nongkrong di kantin, bandel
pada waktu upacara, dan juga pada seorang guru yang sok jagoan.
Yang
kedua adalah masa masa jatuh cinta, novel ini menceritakan perjalanan cinta
Milea dan Dilan dari nol sampai ke tahap yang paling indah yaitu jadian.
Kronologi kejadian yang di ceritakan dalam novel ini sebagian besar dari kita
pernah mengalaminya. Masa masa yang begitu indah dengan romansa yang begitu
romantis dengan kekonyolan kekonyolan
yang ada.
Ketiga, Yang menjadi pandangan tersendiri dari novel Dilan ini adalah
nuansa 90an. Buku ini adalah mesin waktu yang mengajak kita untuk melihat
kembali bagaimana pacaran tanpa ponsel dan hanya mengandalkan telepon rumah
serta betapa sakralnya surat cinta.
Senin, 19 Desember 2016
synopsis The Gift of The Magi
The Gift of The Magi
Jim and Della are a husband and wife living in a rented room in New York. They
are quite poor and recently Jim has had his salary cut
back to only $20 a week from the $30 a week he used to make. After rent
and groceries, the couple
hardly have any money left.Christmas is only a day away and, for a Christmas present, Della wants
to buy Jim a gold watch chain for his gold watch. They do
not have much to be proud or happy about, but Jim is very proud of that watch.
And Della? Della is most proud of her beautiful long hair. But she really wants
to buy that gold chain for Jim's watch. Too bad she only has $1.87. So, she
decides to sell her hair to a woman who makes wigs and other hair articles.
The woman pays Della $20 for her hair. The chain costs $21, so she now has
enough money. She buys the chain to give to Jim. She goes home and prepares
Jim's dinner and waits for him to come home, a little bit worried that Jim will
be shocked when he sees her with all
her beautiful hair cut off.When Jim comes home, he does look shocked when he sees Della with short
hair. He stares at her in a strange way and it scares her. She explains to Jim
how she sold her hair to buy him a nice
Christmas present. Jim tells her not to worry and that nothing can change his
love for her. The reason he is shocked to see her without her long hair is that
he also wanted to get a nice Christmas present for Della. He gives her the
present wrapped in paper and Della un wraps it to see that Jim had bought her a
set of beautiful combs for her hair.She had seen them in a shop before, but they were so expensive. How was
Jim able to afford them? Suddenly, she remembers Jim's present. She gives him
the gold chain. The chain is beautiful, but when Della asks Jim to put it on
his watch, Jim surprises her. He sold the watch to buy her those nice combs.Were they both foolish to sell their favorite possessions. O.Henry tells us that, no, they
were wise. They were wise because they had each sacrificed their most valuable possessions for the person they
loved. They were like the three wise men the Magi who brought presents for
Jesus Christ after he was born. Keep in mind, that this is why Christians still
give presents on Christmas Day: to remember the gifts the Magi brought Christ
on that very first Christmas.
Children's book review (The Quilt Maker's Gift)
The Quilt Maker’s Gift was written by Jeff Brumbeau. This book ever got achievements: New York Times as a bestseller, Book Sense as a Children’s book of the year, Logos as a book award, best children’s picture book. Publishers weekly “chuffy” award as a favorite pictures book of the year. Parents’ Choice, and Silver honor wiper.
There are some reasons why you should have this book , this book is a book that ever got a lot of achievements, there are so many moral value that we can get from this book, the sentences in this book is easy to understand, this book is very colorful and also this book has good pictures in every pages.
One thing that makes this story is great is this story has moral value. It is very important because from this one, it can make us think that we should be grateful for what we have. This story teach us about, if we want to get something we have to sacrifice something, we don’t need to love something too much.
The sentences in this book are easy to understand. This story has very simple sentences. Like most of story book, the sentences in this story is also use past tense. But do not worry about it. I guarantee that the sentences in this story just use a simple past tense. So, it can make the people who read this story will understand what the story tells about.
This book is very colorful. The color in the first page will make you curious about the story. It is because the cover of this book is very colorful. And you will also see the same thing in every pages in this book. Every pictures has a great color and it makes the story more interesting.
This book has good pictures in every page. In this book there are so many pictures in every page, such as the king, the quilt maker, bear, bird, and an army (troops)
About the story
In the blue misty mountains up high, there was once a quilt maker who kept a house. Here, there and wherever the sun warmed the earth, she said she made the prettiest quilts that everyone had ever seen. The blues in the quilt it seemed to come from the part of the ocean, the whites from the northernmost snows, the greens and purples from abundant wildflowers, the reds, oranges, and pinks from the most wonderful sunset. Some people said, there was a magic in her fingers, and still others said the quilts really fell to earth from the heaven where the angels lived. Many people climbed her mountain to change the quilt with gold. All people were hopping that the gold could replace one of the wonderful quilts, but the woman would not sell them. She said “I give my quilts to those who are poor or homeless” they are not for the rich. When the king heard, if in the mountain top there was a quilt maker, he asked his troops to climbed the mountain to change the gold with the one of wonderful quilts that created by the old woman in the mountain top. He asked the quilt maker to change his gold with the quilt, but the quilt maker didn’t want to give her quilt to the king. The next day, when the quilt maker had breakfast with the bear the king and her troops climbed the mountain again and hopping the quilt maker wanted to give her quilt. However, the quilt maker still gave the same answer “these quilts are not for the rich”. If the king wanted this quilt he must give something that he loves to other. And then he gave what he loves to another people.
So, the quilt maker had prepared the quilt that she wanted to give it to the king. And the king got what he wanted. As a result the king also felt falling in love with the quilt maker.
Langganan:
Postingan (Atom)